
Sementara itu, dalam arahannya, Wali Kota mengaku kaget setelah membaca media terhadap penyerangan yang dilakukan oleh para siswa SMK Negeri 1 Batu Aji ke SMA Negeri 4 Tiban Kampung. Beruntung penyerangan tersebut tidak jadi dilakukan sehingga suasana tetap kondusif. Wako menegaskan bahwa ia tidak ingin Batam sebagai kota industri dikenal sebagai kota rusuhnya anak-anak sekolah. Pada kesempatan itu Wako pun menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke Jakarta, dimana salah satu ruas jalan ditutup karena setiap hari Jumat, ruas jalan itu digunakan sebagai lokasi tawuran pelajar.
“Begitu mendengar kejadian tawuran itu, pagi harinya saya langsung ke SMK Negeri 1 Batu Aji. Untuk itu, saya menghimbau agar anak-anak seperti kalian tidak terprovokasi dan terpengaruh oleh perbuatan segelintir orang,” pesannya kepada siswa siswi di sekolah itu.
Menurutnya, yang akan melanjutkan pembangunan di Kota Batam ini adalah mereka para generasi muda yang tengah mengenyam pendidikan. Tidak bosan-bosannya Wako mengingatkan bahwa karakteristik Kota Batam berbeda dengan daerah lain. Dimana, Batam mengandalkan industri karena tidak ada sumber daya alam (SDA) yang bisa diandalkan. Tentunya ini berbeda dengan daerah Sumatera yang memiliki SDA, seperti minyak, gas, sawit dan batu bara untuk diolah.
“Karena itu yang menentukan berhasil tidaknya pembangunan daerah ini adalah kalian, sebagai generasi muda yang merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Untuk itu kalian harus siap menjadi pelaku pembangunan dan mempersiapkan diri sebagai intelektual untuk membangun Batam,” katanya lagi.
Ia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di kalangan pelajar, karena bisa menyebabkan kondisi Batam menjadi tidak kondusif. Terlebih di Batam terdapat 4 ribu pekerja asing dan masyarakat Batam yang terdiri dari beragam suku. Kepsek SMA Negeri 4 Tiban Kampung, Tapi Winanti mengucapkan terimakasih atas kunjungan Wako tersebut.
Sumber: Humas Batam
komentar (0 komentar)
Posting Komentar